Senin, 18 Maret 2013

Ketika Amanah Terasa Berat


Jika ditanya, pernahkah Anda merasakan saat-saat dimana begitu banyak amanah yang harus ditunaikan dalam waktu yang relatif singkat? Saya yakin sebagian besar orang akan menjawab pernah. Kelihatannya di saat itu, seakan kita tak mampu menyelesaikan semuanya. Dan seringkali ketika terjadi saat seperti itu, kita merasakan Allah SwT memberikan ujian yang sangat sulit, yang tidak sedikit orang menjadi stress berat karenanya.

Saya yakin kita semua setuju, kalau melihat hanya sepintas lalu, memang siapapun akan stress dengan kondisi tersebut. Bayangkan begitu bertumpuknya masalah di kepala kita, dengan seabrek tanggung jawab yang harus siap kita hadapi. Terlintas di fikiran tentang konsekwensi yang ‘mengkhawatirkan’ jika pekerjaan tersebut selesai namun tidak sesuai harapan, atau bahkan tak selesai sama sekali. Hal itu tentu membuat hati ini merasa sangat tak nyaman, seakan nafas sesak tersengal-sengal seperti orang yang terkena penyakit  asma.

ANTARA KEBAIKAN dan KEBURUKAN


Mengapa banyak manusia berbuat keBURUKan di dunia ini?  Padahal nikmat yang telah diberikan oleh Allah SwT sangat banyak, dan tidak akan pernah mampu dibayar oleh manusia. Sungguh manusia itu melakukan keBURUKan hanya karena dia jauh dari Allah SwT. Kita semua telah diajarkan dalam Quran Surah Asy-Syams (91): 8-10, bahwa yang namanya manusia telah dan selalu diilhamkan oleh Allah SwT tentang jalan fujur (BURUK) dan jalan taqwa (BAIK), maka barangsiapa yang senantiasa membersihkan jiwanya, maka beruntunglah dia karena dia jauh dari keBURUKan.

KEMATIAN adalah GURU TERBAIK KEHIDUPAN


Dalam Quran kita diingatkan, bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mengalami keMATIan. Ternyata begitu juga dalam banyak hadits, banyak yang berbicara tentang keMATIan, yang salah satunya hadits yang diriwayatkan oleh Ath-Thabarani, disampaikan kepada kita bahwa orang-orang yang senantiasa ingat dan paling siap menghadapi keMATIan, mereka itulah orang yang paling cerdas. Dan sungguh waktu datangnya keMATIan adalah sebuah misteri yang dirahasiakan Allah SwT kepada hamba-NYA, agar sang hamba selalu mempunyai sikap berhati-hati dalam menjalani kehidupan, karena keMATIan adalah pintu gerbang menuju kehidupan yang sesungguhnya, yakni kehidupan akhirat, saat dimana seluruh perbuatan dalam hidup kita akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Sang Pencipta.

SUKSES DALAM SETIAP 24 JAM


Tentu telah disepakati di seluruh dunia bahwa 1 hari = 24 jam. Saya ingin berbagi sebuah artikel yang menjelaskan, bahwa sukses itu sebenarnya adalah akumulasi sukses harian. Barang siapa yang untuk kesuksesannya, mampu memanfaatkan dengan sangat baik 24 jam yang dimiliki di setiap harinya, maka secara logika, pastinya insya Allah dia akan sukses, minimal sukses dari sudut pandang ikhtiyar. Atau bisa kita sebut dengan sukses dalam ikhtiyarnya, karena tentu kita tidak pernah tahu dari sudut pandang hasil, itu adalah hak mutlak yang dimiliki Allah SwT Yang Maha Tahu kadar sukses terbaik bagi hamba-NYA.


Ayo Baca Tanda : jika A=1, B=2, C=3, ..., Z=26, maka J+A+M = 10+1+13 = 24. Jadi, kita bisa baca 24 jam à 24 + (J+A+M) = 24 + 24 = 48. Quran Surah 48 adalah Al Fath yang berarti kemenangan atau dalam arti lainnya adalah kesuksesan. Sungguh benarlah bahwa siapapun yang ingin sukses, harus memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Sehingga sangat seriuslah Allah SwT dengan waktu yang telah diciptakan-NYA, karena Dia Yang Maha Mengatur Kehidupan ini dengan sangat teliti, telah bersumpah dengan waktu, yang terpencar di banyak ayat dalam Quran.

Banyak sekali orang yang menyepelekan waktu, karena merasa masih ada hari esok, padahal ada kalimat bijak yang mengatakan; jika kau hidup di pagi hari jangan menunggu sampai sore hari, dan jika kau hidup di sore hari jangan menunggu pagi hari. Mungkin dari kalimat bijak ini jugalah, yang sering dipakai di banyak kantor dan perusahaan, untuk menasehati para karyawannya dengan kalimat; hanya orang malas yang menunda di hari esok, untuk pekerjaan yang bisa diselesaikan hari ini, atau dengan kalimat lainnya yang intinya bermaksud sama, yaitu menunda pekerjaan adalah sifat orang malas.

Bukankah sudah terlalu banyak nasihat tentang pentingnya waktu, dan juga nasihat tentang kematian yang selalu menjadi misteri kapan datangnya? Seharusnya itu cukup menjadi pelajaran untuk orang-orang yang terlalu banyak bersantai dan melakukan hal-hal yang tidak penting, bahkan cenderung mendekati dosa. Apa? Bersantai itu DOSA? Mohon maaf jika ada yang tersentak dengan kata DOSA. Saya memakai kata DOSA hanya ingin membuat kita (termasuk saya tentunya) lebih ‘ngeh’ dan sadar agar benar-benar menggunakan waktu istirahat atau santai itu hanya secukupnya saja, bukan untuk bermalas-malasan. 
 
Coba kita renungkan, supaya mata hati kita lebih terbuka, mohon maafkan saya jika memberi contoh sangat ekstrim. Jika ada kebakaran di rumah tetangga sebelah, kira-kira apa hukumnya jika di saat yang sama, si tetangga yang punya rumah itu hanya nonton TV di rumah, sementara dia tahu persis orang-orang di luar sedang sibuk memadamkan api? Apa kata orang (apalagi kata malaikat...ha...ha...ha), jika dia berprinsip, besok sajalah dia membantu memadamkan api, atau mengatakan kan sudah banyak orang yang memadamkan api, ada juga yang sudah telepon petugas pemadam kebakaran, santai sajalah dulu. Hampir bisa dipastikan semua orang (yang tahu dia hanya nonton TV saat kebakaran berlangsung) akan marah pada si tuan rumah, walaupun yang dia tonton adalah acara ceramah ustadz yang materinya sangat baik untuk kehidupan agama. Mari kita fikir, kalau noton TV saja dengan acara ceramah yang materinya sangat yang baik itu bisa menjadi sangat salah, apalagi kalau acara TV yang ditonton itu sinetron cengeng atau infotaintment yang banyak gosipnya.

Bukankah orang yang menunda dan banyak santai itu, juga sebenarnya punya banyak kewajiban, namun dia merasa kewajiban itu tidak penting, untuk segera diselesaikan seperti kebakaran tadi. Mari kita sadari dan yakini bahwa ada balasan Allah SwT dari apapun yang kita lakukan di dunia, termasuk dalam hal banyak santai dan banyak menunda pekerjaan, yang sebenarnya wajib untuk diselesaikan segera. Bukankah esok hari kita tidak pernah tahu akan datang kewajiban-kewajiban baru, yang pada akhirnya terlalu banyak kewajiban yang menumpuk yang dapat membuat kita sendiri stress berat akibat kita sendiri yang terlalu sering menunda pekerjaan.

Kesimpulannya, 24 jam pada setiap hari yang telah Allah SwT karuniakan kepada kita, terlalu berharga untuk kita khianati (baca: tidak kita manfaatkan sebaik-baiknya) walau 1 detik pun. Maka jujurlah mulai sekarang juga, bahwa pekerjaan yang sering kita tunda selama ini, sesungguhnya masih bisa kita selesaikan di hari itu juga tanpa harus menunda esok hari. Dengan demikian kita insya Allah akan termasuk orang-orang yang beruntung mendapatkan Al Fath (baca: SUKSES). Wallahu a’lam. (AAK)


ingin ngobrol dengan saya ? follow twitter saya di @alif_ABaTa

UJIAN dan ILMU


Jika kita berbicara tentang UJIAN kehidupan, pastinya kita harus mengambil soal jawabannya dari sumber segala sumber ILMU yakni Al Quran. Mengapa harus dari Al Quran? Karena jika salah mengambil ILMU, akan salah pula sikap yang diambil dalam menghadapi UJIAN, akhirnya berujung kecewa, putus asa, menyalahkan semua orang, bahkan menuduh Allah SwT tidak adil. Bukankah ini yang banyak terjadi di masyarakat? Maka jadikan ILMU Al Quran sebagai soal jawaban dari segala UJIAN kehidupan. 

Dalam Quran Surah Al Mulk (67) : ayat 2, dijelaskan bahwa Allah SwT yang menciptakan kehidupan dan kematian untuk menguji siapa yang terbaik amalnya di antara manusia. Artinya, seluruh kehidupan dalam setiap perjalanan waktu, sungguh itu adalah UJIAN baik senang maupun susah, yang tentunya akan dilihat siapa yang paling baik nilainya dalam ‘menjawab soal UJIAN’ itu.

Yang menggembirakan kita sebagai hamba Allah SwT adalah tiada UJIAN, kecuali pasti selalu ada kunci jawaban yang benar atau jawaban terbaik, untuk menyikapi UJIAN yang diberikan oleh Allah SwT. Juga tidak mungkin UJIAN yang kita hadapi, di atas kemampuan kita untuk memikulnya. Coba lihat para guru, jika memberikan soal UJIAN kepada muridnya, pastilah dia sudah mempunyai kunci jawabannya, dan tidak mungkin seorang guru SD memberikan soal UJIAN SMP kepada anak muridnya yang masih SD, apalagi soal UJIAN perguruan tinggi, oh... tentu tidak, tentu sangatlah tidak mungkin itu terjadi dengan sengaja.

Jika guru saja sudah sedemikian bijaknya dalam memberi UJIAN pada murid-muridnya, apatah lagi Allah SwT  Yang Maha Adil, tentulah UJIAN itu sangat tepat kadarnya bagi setiap hamba-hambaNYA, dan pastinya Allah SwT Yang Maha Pengasih Maha Penyayang sudah menyiapkan jawaban, dari setiap UJIAN yang diberikannya kepada seluruh hambaNYA. Jadi, jika ada manusia yang mengeluh tentang UJIAN yang terlalu berat, yang sedang menimpa dirinya, sungguh dia hanya tidak memiliki ILMU untuk menjawab atau menyikapi UJIAN yang dihadapinya.

Ketahuilah sungguh hakikat UJIAN datang dari ALLAH SwT, dan ILMU untuk menjawab UJIAN tersebut juga pasti datang dari ALLAH SwT. Mari kita buktikan! Ayo Baca Tanda : Jika A=1, B=2, C=3, ..., Z=26, maka U+J+I+A+N = 21+10+9+1+14 = 55, begitu pula dengan ILMU, I+L+M+U = 9+12+13+21 = 55, QS. 55 adalah Ar Rahman. Dialah Allah SwT Ar-Rahman Yang Maha Pengasih, yang memberikan UJIAN bagi hambaNYA dan sekaligus menyiapkan ILMU untuk menjawab setiap UJIAN yang ada.

Maka berharaplah hanya kepada Allah SwT dan bersandarlah selalu hanya kepadaNYA, iyyahu na’budu wa iyyahu nasta’in, hanya kepada-NYA kita menyembah dan hanya kepada-NYA kita memohon pertolongan. Jika semua sudah kita serahkan kepada Allah SwT Yang Maha Mengatur segala urusan, segala sesuatu pastinya akan beres. Sungguh tepat nasihat Quran yang mengatakan laa takhaf walaa tahzan, jangan khawatir dan jangan bersedih, don’t worry be happy.

Dalam ayat kursi (QS. Al Baqarah (2) : 255), Allah SwT telah menegaskan Dialah Yang Menjaga langit dan bumi, tanpa ngantuk sedikitpun apalagi sampai tertidur. Maka tersenyumlah menghadapi segala UJIAN yang ada, hanya masalah waktu UJIAN itu akan selesai dengan nilai yang baik, asalkan kita terus belajar untuk meningkatkan ILMU untuk menghadapi UJIAN apapun yang Allah SwT berikan kepada kita. Sekali lagi, tersenyumlah dengan senyuman terbaik, karena badai pasti berlalu. Masa depan selalu terbentang cerah bagi yang selalu berprasangka baik kepada Rabbnya. Wallahu a’lam. (AAK)

ingin ngobrol dengan saya ? follow twitter saya di @alif_ABaTa

KITA TIDAK PUNYA BANYAK WAKTU

Telah disepakati oleh siapapun bahwa waktu yang diberikan untuk hidup bagi setiap manusia sangatlah terbatas. Hanya beberapa puluh tahun. Bahkan rata-rata hanya antara 60-70 tahun. Kita tidak punya cukup banyak waktu untuk bersantai terlalu lama, istirahat yang berkepanjangan, sehingga begitu banyak kesempatan untuk memperbaiki diri lewat begitu saja. Banyak sekali waktu yang terlewati, tanpa nilai tinggi di sisi Allah Yang Maha Tinggi.

Jika kita memahami kalimat bijak yang mengatakan bahwa kewajiban lebih banyak daripada waktu yang kita miliki, seharusnya kita menyadari untuk segera berbenah dan tidak lagi membuang waktu dan melakukan hal yang sedikit manfaatnya, apalagi perkara yang sia-sia. Andaikan ada di antara manusia yang benar-benar mampu memanfaatkan waktunya dengan sangat baik, sungguh dia pun masih kekurangan waktu untuk bisa menjadi lebih baik lagi.



Maka sungguh seriuslah bila Allah SwT bersumpah dalam Alquran demi seluruh waktu dalam 24 jam. Sumpah Allah SwT tentang waktu tersebar di beberapa ayat Alquran, yaitu demi waktu fajar, shubuh, dhuha (pagi), siang, ashar (sore), dan waktu malam. Ini semua menggambarkan betapa pentingnya setiap waktu bahkan setiap detik yang telah, sedang, dan akan kita jalani dalam hidup kita. Seharusnya kita selalu mengingat, bahwa tiada 1 detikpun waktu yang kita jalani di dunia ini, kecuali akan dipertanggungjawabkan di suatu hari yang pasti akan datang menemui setiap manusia yakni hari Akhirat.

Pertanyaannya adalah sudah siapkah kita untuk menjawab semua yang akan ditanyakan nantinya? Coba kita renungkan bersama masa lalu kita, kalau mau jujur, tentunya kita masih sangat kurang dari nilai tertinggi yang seharusnya bisa kita capai. Namun karena kemalasan dan hawa nafsu kita, akhirnya membuat kita tidak melakukan hal-hal berkualitas.

Jika berusia 60 tahun, maka 20 tahun lamanya pekerjaan manusia hanyalah tidur bagi yang dalam sehari tidurnya 8 jam. Jika nonton TV 2 jam sehari maka 10 tahun kegiatan kita dalam hidup ini hanyalah nonton TV, jika minimal 2 jam waktu yang kita gunakan untuk sms-an, bbm-an, chatting, browsing, dll (termasuk ngobrol) yang tidak bermanfaat, maka akhirnya sudah 50% hidup kita tidak menghasilkan apa-apa. Apalagi jika sisa waktu yang digunakan tidak digunakan dengan sungguh-sungguh, shalat tidak khusyu’ dan terburu-buru, doa tidak serius, bahkan bekerja mencari nafkah pun lamban dan malas-malasan.

Lalu amal unggulan apa yang akan kita persembahkan untuk Allah SwT di hari akhirat nanti? Lalu pantaskah kita meminta syafaat Nabi Muhammad Saw, jika kita hanya mengandalkan wirid shalawat dari lisan yang tidak khusyu’ hatinya, yang pada akhirnya terbukti tidak banyak melakukan sunnah Nabi dalam kehidupan? Astaghfirullah... Ya Allah ampuni yang kami selama ini lalai dari amal-amal terbaik. Istighfar! ya... kita harus perbanyak istighfar, baik lisan maupun perbuatan. Apa maksud istighfar perbuatan? Yaitu menyesali kesalahan masa lalu, berjanji tidak mengulanginya seumur hidup, dan dibuktikan dengan berbuat lebih baik di masa kini dan seterusnya, untuk prestasi masa depan, baik di dunia maupun di akhirat. Semoga Allah SwT menghapus semua amal buruk kita, dan menggantikannya dengan amal-amal terbaik yang dilipatgandakan nilainya dengan Rahmat NYA Yang Maha Luas. Mulai kapan? Ya... mulai sekarang juga, jangan ditunda lagi, OK? (AAK)

ingin ngobrol dengan saya ? follow twitter saya di @alif_ABaTa

LEBIH BAIK MENJADI YANG TERBAIK



Saya fikir ada benarnya, jika ada orang bilang yang penting jadi orang baik, daripada menjadi orang yang tidak baik. Namun jika direnungkan, sebenarnya amat sangat disayangkan kalau hanya sekedar menjadi orang baik saja di dunia ini, sementara sebenarnya kita masih bisa menjadi orang yang sangat baik, bahkan menjadi orang yang terbaik.

Saat membahas orang terbaik, tentunya bukan bermaksud kita akan menjadi manusia dengan kualitas sama persis seperti Nabi Muhammad Saw, karena kita semua pasti sepakat takkan ada yang bisa menyamai kualitas beliau. Tapi yang saya maksud adalah segala potensi yang telah disiapkan oleh Allah SwT untuk kita, harus kita perjuangkan untuk dioptimalkan.

Mari berandai, andaikan potensi yang telah diberikan kepada Anda sebenarnya bernilai 100, lalu Anda hanya berbuat 40, berarti nilai Anda masih ‘merah’ di sisi Allah SwT. Jadi Anda harus berjuang bagaimana caranya potensi nilai 100, yang sungguh telah ada dalam diri Anda benar-benar wujud dalam prestasi nyata dalam kehidupan, baik dari dimensi ibadah maupun dimensi muamalah.

Perhatikan kualitas ibadah wajib, khususnya shalat 5 waktu yang sangat baik jika dilakukan berjamaah bersama umat Islam lainnya, dan di awal waktu tentu akan lebih baik. Juga kualitas shalat yang seharusnya lebih khusyu’ dan tentunya itu akan menjadi lebih baik nilainya. Selain shalat 5 waktu, perhatikan juga semua jenis shalat sunnah dalam 24 jam. Baik shalat sunnah rawatib, dhuha, tahhajjud, witir, dan lain-lain. Selain shalat tentu juga tilawah dan tadabbur Quran, dan semua ibadah sunnah lainnya yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw.

Dalam hal muamalah, selain harus berbuat baik kepada semua orang, Anda juga harus menentukan bidang (pekerjaan / usaha) apa yang akan menghasilkan prestasi terbaik dalam kehidupan Anda. Setelah Anda merenungkan dan menentukan bidang yang akan Anda tekuni, maka janganlah menjalankannya setengah hati, karena semua yang dilakukan tidak sepenuh hati takkan menghasilkan nilai yang terbaik.

Untuk menjadi terbaik di bidang tertentu, Anda harus mencari informasi tentang siapa saja orang-orang yang telah menjadi terbaik di bidang yang akan Anda jalani. Harus ada orang yang bisa dicontoh pengalamannya dalam menjalankan suatu bidang yang juga akan Anda jalani. Kita pelajari sebanyak mungkin, tentang apa saja yang telah dilakukan orang yang paling sukses di bidang itu. Setelah Anda mengetahuinya, maka Anda harus berniat menjalankan 100% dari semua hal baik yang telah dicontohkan untuk sukses. Insya Allah Anda pun akan turut menjadi yang terbaik, bahkan ada kemungkinan Anda bisa menjadi lebih baik dari orang sukses itu.

Untuk mendapat informasi yang tepat, Anda bisa lakukan langsung berkonsultasi dengan orangnya jika masih hidup, dan Anda tahu bagaimana caranya bertemu langsung dengan orang sukses itu. Atau Anda mencari cerita atau kisah nyata orang tersebut dari buku, CD (Audio/Video), seminar, pelatihan, atau dari dunia maya (internet / jejaring sosial), dll.

Kesimpulannya, segera tentukan bidang apa yang akan Anda tekuni, lalu carilah orang terbaik di bidang tersebut, kemudian pelajarilah serta ikuti 100% apa yang beliau lakukan sehingga beliau bisa menjadi yang terbaik di bidangnya. Jadi, jangan menjadi baik jika bisa menjadi lebih baik, dan lebih baik lagi menjadi YANG TERBAIK. Selamat berjuang menuju PRESTASI YANG TERBAIK. (AAK)

ingin ngobrol dengan saya ? follow twitter saya di @alif_ABaTa

LIHAT DENGAN HATIMU


Jika ditanya dengan apa manusia melihat, tentu sebagian besar akan menjawab dengan mata. Ketahuilah bahwa mata manusia tak mampu melihat secara keseluruhan, karena mata manusia memiliki kemampuan sangat terbatas, apalagi kalau dalam keadaan gelap. Dalam tubuh manusia ada alat yang mampu melihat dengan lebih luas dan lebih dalam yaitu HATI. Bukankah ada peribahasa dalamnya laut dapat diduga, dalamnya HATI siapa yang tahu.

HATI? Yang bener aja! Serius nich? Iya, beneran, seriuuus banget. Ya, dengan HATI kita akan mampu ‘melihat’ lebih luas karena jangkauan ‘penglihatan dengan rasa’ yang diberikan oleh Allah SwT dimiliki oleh HATI. Dengan HATI banyak hal yang tidak mampu dilihat oleh mata kepala tapi mampu dilihat (baca: dirasakan) oleh HATI. Dengan mata kepala seringkali manusia melihat permasalahan hanya setengah-setengah dan tidak secara keseluruhan, sehingga seringkali emosi negatif datang berupa marah, kecewa, putus asa, dan lain-lain, padahal masih ada bahkan banyak sisi positif dari sesuatu yang kelihatannya buruk jika mau merenungkannya dengan jujur. Maka dalam mengambil keputusan, sangat dianjurkan untuk tidak sekedar melihat permasalahan hanya dengan mata, tapi juga harus dilakukan penglihatan (baca: perenungan) HATI.

Ayo BAca TAnda:  Ada pelajaran dari kata ‘LIHAT’. Coba perHATIkan kata ‘LIHAT’!  Apakah dari susunan hurufnya bisa membentuk kata ‘MATA’? Jawabannya: Tidak. Karena hanya ada 1 huruf A dan 1 huruf T. Masih butuh 1 huruf M dan 1 huruf A lagi.

Ayo BAca TAnda:  Coba perHATIkan lagi kata ‘LIHAT’!  Apakah dari susunan hurufnya bisa membentuk kata ‘HATI’? Jawabannya: Ya. Lengkap 4 huruf H, A, T, dan I.

Mungkin ada yang mengatakan kebetulan. Percayalah, tiada yang kebetulan di alam semesta ini. Renungkanlah Quran Surah Ali Imran (3) : 190-191. Bukankah Ulil Albab mengakui bahwa tiada yang sia-sia Allah ciptakan. Subhanallah, Maha Suci Allah Yang Maha Melihat Yang Mengajarkan kita semua untuk melihat tidak cukup hanya dengan mata kepala tapi juga dengan mata HATI kita.

Barang siapa yang HATInya diikutsertakan dalam melihat sesuatu, maka insya Allah dia akan melihat sesuatu dengan lebih bijaksana. PerHATIkan sekali lagi kata ‘LIHAT’.  Jika huruf A=1, B=2, C=3, ..., Z=26, maka L + I + H + A + T = 12 + 9 + 8 + 1 + 20 = 50. Quran Surah ke-50 adalah Qaaf, yang sebagian mufassirin menafsirkan Qaaf yang dimaksud adalah Quran itu sendiri. Ada pelajaran berharga yang seakan berpesan kepada kita untuk me-LIHAT segala sesuatu dengan pandangan Qurani, agar pandangan kita terpelihara dan tidak berdasarkan hawa nafsu semata.

Semoga Allah SwT membimbing kita semua, agar dapat senantiasa mengaktifkan HATI dalam melihat segala sesuatu. HATI kita akan lebih peka dan dapat digunakan dengan baik untuk ‘melihat’ segala sesuatu, jika kita membiasakan HATI kita senantiasa berdzikir kepada ALLAH SwT Al Bashiir Sang Maha MELIHAT. Mari kita perbanyak ibadah sunnah dengan istiqamah sehingga Allah Ridha dan mencintai kita sampai akhirnya DIA YANG MAHA MELIHAT yang akan menjaga bahkan menjadi pandangan kita. Wallahu a’lam. (AAK)

ingin ngobrol dengan saya ? follow twitter saya di @alif_ABaTa

3 HAL WAJIB UNTUK KAYA DUNIA AKHIRAT



Sebelum saya berbagi informasi dan menuliskan materinya, saya ingin menyamakan persepsi bahwa jika ada kata kaya dalam tulisan ini, berarti maksud saya  adalah kaya secara keuangan atau finansial. Walau sebenarnya saya tentu sepakat bahwa banyak definisi kaya, salah satunya seperti ada kalimat bijak yang mengatakan bahwa orang yang paling kaya adalah orang yang paling merasa cukup dengan pemberian Allah.

Kaya Dunia adalah orang yang mencari dunia untuk kepuasaan hawa nafsunya, sehingga dia mau melakukan cara apa saja asalkan keinginannya tercapai.  Kaya Akhirat adalah orang yang selama hidupnya di dunia selalu berharap akhiratnya, namun sayangnya beliau hanya beribadah untuk kepentingan dirinya, dan tidak berfikir menambah kekayaannya di dunia agar bisa banyak berbagi. Kaya dunia akhirat adalah orang yang mencari dunia dengan niat semakin dekat pada Allah, cara-cara yang digunakannya untuk meraih kekayaan pun adalah cara yang diridhai oleh Allah. Berhati-hatilah dalam hal ini.

Banyak orang yang mengejar kekayaan, namun terjebak dengan cara yang tidak disukai, bahkan dilarang oleh Allah. Mereka lupa atau tidak menyadari, bahwa ada kehidupan akhirat di saat Allah akan meminta pertanggungjawaban, dari apapun yang dilakukannya di dunia. Sehingga kekayaannya tidak bermanfaat sedikitpun di akhirat, bahkan kekayaannyalah yang membuatnya celaka di akhirat. Akhirnya dia kaya di dunia namun miskin di akhirat. Bahkan kalau mau jujur, banyak penderitaan yang dia alami di dunia, seperti masuk penjara, terbaring dengan penyakit kanker, keluarganya terjerat narkoba dan lain-lain.

Maka yang paling menarik untuk kita dapatkan adalah kaya dunia akhirat. Kekayaan yang dikejar diniatkan sejak awal mencarinya untuk mensejahterakan orang-orang lemah ekonomi, untuk membangun masjid, membantu dakwah Islam, membangun rumah sehat gratis untuk kaum dhu’afa, dan lain-lain. Kehidupan akan lebih bahagia karena kebahagiaan itu semakin besar jika semakin banyak orang yang mendapat kebahagiaan melalui diri kita. Dan dengan perjuangan mencari kekayaan yang berkah, dan dengan manfaat yang dibagikan dari kekayaan yang didapatkan, semua itu menjadi wasilah kaya dunia akhirat.

Ada 3 hal yang wajib ada untuk menggapai kaya dunia akhirat. Saya memberikan istilah GILING untuk memudahkan kita mengingatnya. GILING adalah singkatan dari Guru yang tepat, Ilmu yang tepat, dan LINGkungan yang tepat. Salah satu bahan yang sering digiling adalah biji. Saya memberikan gambaran bahwa sebuah biji akan dapat tumbuh dengan baik jika ada matahari dengan cahaya yang cukup menyinari dan juga biji tersebut membutuhkan tanah subur yang memiliki unsur hara yang cukup sebagai zat yang dibutuhkan untuk tumbuh.

Matahari yang bersinar adalah gambaran dari guru yang mempunyai ilmu yang dibagikan kepada muridnya untuk mendapatkan kaya dunia akhirat. Tanah yang subur menggambarkan lingkungan baik yang dibutuhkan untuk menjadi kaya dunia akhirat.

Guru yang dibutuhkan bisa jadi bukan hanya satu orang, bahkan akan lebih baik jika lebih dari satu guru agar bisa lebih banyak ilmu dan wawasan yang didapatkan untuk mendapatkan percepatan yang berkah dalam impian menuju kaya dunia akhirat. Jika hanya memiliki satu guru dikhawatirkan seperti katak dalam tempurung. Padahal ilmu Allah sangat luas yang tersebar di alam semesta dan tidak hanya berada di satu orang guru.

Berapa minimal jumlah guru yang dibutuhkan, sangat tergantung berapa banyak ilmu yang kita butuhkan. Karena ilmu sangat luas, maka pastikanlah ilmu yang didapatkan hanya ilmu yang akan membawa kita kaya dunia akhirat. Kaya dunia pun sangat luas, maka tentukanlah bidang usaha dan investasi yang ingin Anda lakukan sesuai bimbingan dari guru yang bijak dan sangat memahami kelebihan dan kelemahan Anda. Jangan paksakan keinginan Anda walau Anda menyukai suatu bidang, jika guru Anda mengatakan sebaiknya jangan bidang itu yang Anda lakukan. Karena banyak sekali peluang bisnis yang menggoda, sehingga hanya karena semangat sesaat lalu Anda langsung ingin melakukan bisnis tersebut.

Guru Anda akan membantu menemukan passion atau gairah Anda, karena bekerja dengan passion akan membuat Anda tiada lelah dan tiada bosan mengerjakan sesuatu, yang ada hanya lelah fisik namun takkan ditemukan lelah jiwa. Jika ada kelelahan jiwa, maka sungguh Anda perlu melihat kembali apakah bidang itu adalah passion Anda, atau bisa jadi itu adalah passion Anda, namun ada sesuatu yang salah dalam hidup yang membuat Anda lelah jiwa, mungikin Anda salah niat, atau mungkin ada ibadah yang berkurang ataupun dosa yang Anda lakukan kepada Allah SwT atau yang berhubungan dengan manusia.

Jika sudah ditentukan bidangnya sesuai dengan yang disarankan oleh guru Anda, maka lakukanlah dengan sepenuh hati, dan segera Anda mencari semua ilmu yang dibutuhkan untuk sukses dan kaya sebesar-besarnya di bidang tersebut. Jangan pernah Anda belajar sebuah ilmu pun yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan kesuksesan dan kekayaan yang insya Allah akan Anda capai melalui bidang tersebut. Sayang sekali waktu yang terbuang hanya untuk belajar sesuatu yang sangat sedikit manfaatnya dalam hidup Anda.

Selain bertemu guru dan ilmu yang tepat, Anda juga membutuhkan lingkungan yang tepat, lingkungan yang mempunyai visi yang sama dengan visi Anda, lingkungan yang menjaga semangat Anda beribadah kepada Allah SwT bahkan lingkungan tersebut memacu Anda meningkatkan amalan-amalan ibadah sunnah. Lingkungan yang tepat akan menjaga semangat dan optimis Anda dalam aktivitas menuju kaya dunia akhirat insya Allah. Dengan lingkungan yang tepat ini, Anda harus sering bertemu dengan mereka dan melakukan aktivitas bersama, dan sebaiknya ada sebuah sistem atau suasana yang dibangun, untuk membuat siapapun yang berada dalam lingkungan ini berlomba-lomba dalam prestasi kebaikan.

GILING, adalah 3 hal minimal yang wajib ada untuk kaya dunia akhirat. Milikilah segera rencana dan bergerak dengan rencana yang Anda buat untuk menemukan Guru, Ilmu, dan lingkungan yang tepat. Hadirilah banyak seminar motivasi dan pengembangan diri, atau seminar bisnis, karena dalam seminar atau pelatihan itulah insya Allah Anda akan ketemu calon GILING buat Anda. kemudian segeralah tentukan GILING yang tepat buat Anda. Berhati-hatilah jika ada GILING yang kelihatannya bagus tapi sebenarnya tidak membawa Anda semakin dekat kepada Allah SwT. Ciri semakin dekat kepada Allah SwT adalah semakin bertambahnya kualitas ibadah wajib khususnya shalat lima waktu menjadi awal waktu dan lebih banyak yang dilakukan berjamaah daripada shalat sendiri, serta bertambahnya ibadah sunnah baik jumlah rakaat shalat sunnah maupun jumlah puasa sunnah, juga tentunya jumlah shadaqah yang semakin besar. Mintalah bimbingan Allah SwT agar langkah Anda ditunjukkan agar bertemu GILING yang tepat menuju KAYA DUNIA AKHIRAT.(AAK)

ingin ngobrol dengan saya ? follow twitter saya di @alif_ABaTa

KETIKA KERJA KERAS TAK BERBUAH MANIS


Pernahkah Anda merasa sudah bekerja keras namun tak menghasilkan sesuatu yang seperti Anda harapkan? Padahal kerja keras Anda sudah dilakukan dengan perhitungan yang sangat matang dan dengan ilmu pengetahuan yang sudah cukup baik. Lalu apa sebabnya sehingga terjadi  demikian? Bukankah di dunia ini berlaku hukum sebab akibat?

Ingatlah wahai saudaraku, bahwa sesungguhnya ada faktor yang terlupakan, bahkan sesungguhnya jika direnungkan itulah faktor terpenting dari kesuksesan apapun jenis kesuksesannya. Saat kita membahas hukum sebab akibat, haruslah kita fahami dengan sangat,  bahwa hukum sebab akibat bisa ada dan berlaku di dunia ini hanya karena ada izinNYA. Dialah Allah SwT Yang Maha Berkehendak atas segala sesuatu.

Maka saat kerja keras kita tak berbuah manis, segeralah renungkan,  jangan-jangan Allah SwT belum Ridha kepada kita,  sehingga apa yang kita lakukan yang  seharusnya melahirkan kesuksesan  tak kunjung berhasil. Apa saja yang membuat Allah SwT belum menurunkan izin-NYA? Bisa ada dua kemungkinan, yaitu ada perintah Allah SwT yang tidak kita lakukan atau ada sesuatu yang kita lakukan yang merupakan sesuatu yang dilarang Allah SwT.

Yang dimaksud dengan perintah yang tidak kita lakukan, misalnya, mungkin ada shalat 5 waktu yang kita tunda / perlambat dengan sengaja tanpa alasan yang dibenarkan agama, atau bahkan kita tinggalkan sama sekali. Bisa juga ada puasa Ramadhan yang pernah kita batal karena sakit dan sudah datang Ramadhan berikutnya ternyata belum kita qadha (ganti). Atau ada zakat yang tidak kita keluarkan atau tidak cukup dari hitungan yang sebenarnya, dan masih banyak kemungkinan lainnya.

Yang dimaksud dengan kita melakukan sesuatu yang dilarang, misalnya, pernah kita mengambil sesuatu atau uang yang bukan hak kita. Mungkin juga kita pernah menyakiti hati orang tua kita, atau pasangan kita, atau siapapun yang pernah kita sakiti dan kita belum minta maaf dan ridhanya. Mungkin lisan kita mudah berdusta, ghibah, fitnah, dll yang merupakan dosa besar dari lisan, dan masih banyak kemungkinan lainnya.

Jadi apa yang harus kita lakukan? Pertama lakukan shalat tawbat, dan kembalikanlah hak orang lain yang pernah kita ambil. Jika kita sudah tidak bisa bertemu atau berkomunikasi dengan orangnya, maka bersedekahlah (minimal sebesar atau lebih besar dari hak yang pernah kita ambil) dengan niat pahalanya diberikan untuk orang yang haknya pernah kita ambil.  Minta maaflah jika sempat kita bertemu atau berkomunikasi dengan mereka yang pernah kita ambil haknya atau pernah kita sakiti hatinya. Dan lakukanlah banyak kebaikan lainnya baik ibadah sunnah ataupun bersifat muamalah.

Setelah hitungannya cukup menurut Allah SwT Yang Maha Menghitung dan Maha Bijaksana, maka temukanlah kesuksesan dari kerja keras Anda yang insya Allah akan datang tidak lama lagi. Wallahu a’lam (AAK).

ingin ngobrol dengan saya ? follow twitter saya di @alif_ABaTa

TULISAN PERISTIWA


Saya sangat bahagia di dunia ini karena memiliki keluarga yang insya Allah Sakinah Mawaddah wa Rahmah sebagaimana cita-cita setiap muslim yang berkeluarga. Kami berdomisili di Makassar, dan 2 tahun terakhir kami tinggal di salah satu perumahan yakni di Bukit Khatulistiwa.

Saat wisata islami dalam negeri yang diselenggarakan oleh Komunitas Peduli Halal Thayyib tepatnya tujuan wisata Jakarta dan Jawa Barat pada bulan April 2011 yang lalu, guru kami Bapak H. Ateng Kusnadi sempat memberikan ceramah tentang nasihat hikmah dari Surah Maryam ayat pertama yaitu 5 huruf Ka Ha Ya ‘Ain Shad, yang diwakili oleh huruf latin KHYAS. Ada pesan yang terilhamkan lewat beliau bahwa salah satu hikmah dari KHYAS adalah Kendalikan Hidup Yang Anda Sayangi. Bahwa hidup ini adalah amanah dari Allah SwT yang harus kita jaga sesuai dengan kehendak Allah SwT. Kira-kira seputar itulah ceramahnya
.

Beberapa waktu setelah wisata islami itu berlalu, saya sempat teringat kembali tentang ceramah Pak H. Ateng, setelah sempat mendapat hikmah dari kata KHATULISTIWA yang kami dapat dari nama perumahan di mana kami tinggal. Sangat mirip sekali apa yang disampaikan oleh beliau dengan hikmah yang saya dapatkan dengan izin Allah.

KHATULISTIWA dapat memiliki makna Kendalikan Hidup Anda Karena Hidup Adalah TULISan perisTIWA. Subhanallah, Allah SwT mengingatkan saya dan kita semua agar dapat mengendalikan hidup sesuai dengan petunjuk Allah SwT. Karena sadar ataupun tidak, sungguh segala sesuatu yang kita lakukan dalam hidup ini adalah tulisan yang kita buat sendiri yang nantinya akan kita terima semua hasil tulisan peristiwa tersebut di hari yang sudah dijanjikan Allah SwT. 

Jika tulisan peristiwa yang kita buat bernilai baik, maka kita akan dapatkan buku tulisan kita dari sebelah kanan. Namun, apabila tulisan peristiwa yang kita buat bernilai buruk kita akan menerimanya dari sebelah kiri, bahkan dilempar dari belakang. Na’udzubillahi min dzalik.

Maka saudaraku semua, marilah berbuat yang terbaik untuk diri, keluarga, masyarakat, bahkan untuk bangsa dan negara Indonesia yang tercinta. Indonesia adalah negeri yang kaya raya. Bahkan salah satu negara yang sumber daya alamnya paling kaya di seluruh dunia. Indonesia yang indah ini juga sering disebut sebagai negeri KHATULISTIWA.

Karena Hidup Adalah TULISan perisTIWA, Kendalikan Hidup Anda agar TULISan perisTIWA yang terkumpul menjadi sebuah buku sejarah yang bermanfaat untuk penduduk bumi sebagai prestasi besar, dan bahkan menjadi prasasti jariyah yang kita persembahkan untuk  ALLAH SwT yang akan dibanggakan-NYA di hadapan seluruh penduduk langit.

Renungan : Sampai saat membaca tulisan ini, sudah sebaik apa KHATULISTIWA (Karya Hidup Amanah TULISan perisTIWA) kita??? (AAK)

ingin ngobrol dengan saya ? follow twitter saya di @alif_ABaTa