Dalam Quran kita
diingatkan, bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mengalami keMATIan.
Ternyata begitu juga dalam banyak hadits, banyak yang berbicara tentang keMATIan,
yang salah satunya hadits yang diriwayatkan oleh Ath-Thabarani, disampaikan
kepada kita bahwa orang-orang yang senantiasa ingat dan paling siap menghadapi
keMATIan,
mereka itulah orang yang paling cerdas. Dan sungguh waktu datangnya keMATIan
adalah sebuah misteri yang dirahasiakan Allah SwT kepada hamba-NYA, agar sang
hamba selalu mempunyai sikap berhati-hati dalam menjalani kehidupan, karena keMATIan
adalah pintu gerbang menuju kehidupan yang sesungguhnya, yakni kehidupan
akhirat, saat dimana seluruh perbuatan dalam hidup kita akan dipertanggungjawabkan
di hadapan Allah Sang Pencipta.
Ada 2 golongan
orang yang akan menghadapi keMATIan, dan keMATIan ini akan dirasakan berbeda oleh
masing-masing golongan. Dalam Quran diistilahkan dengan sebutan golongan kanan
dan golongan kiri. Orang-orang yang akan berada di golongan kanan, MATInya
adalah sebuah kematian yang penuh kenikmatan, sehingga MATI baginya berarti Mendapatkan
Anugrah
Terindah
Ilahi,
karena sejak keMATIannya
dia akan mendapatkan kenikmatan dan keselamatan dari Allah SwT sampai masuk ke
dalam surga-NYA. Sedangkan orang-orang yang akan mendapatkan predikat golongan
kiri, MATInya
menjadi sebuah musibah besar, sehingga MATI untuk golongan ini bermakna Merasakan
Adzab
Tanpa
Istirahat,
karena sejak keMATIannya
tak ada waktu baginya kecuali kesulitan demi kesulitan, bahkan adzab kubur yang
mengerikan, kemudian mereka akan dibangkitkan dalam keadaan yang sangat
mengenaskan, merasakan derita mahsyar dan seterusnya hingga dicampakkan ke
dalam neraka. Na’udzubillahi min dzalik.
Maka cukuplah keMATIan
itu menjadi guru terbaik bagi kehidupan kita. Khawatirlah kita takkan sempat
melihat matahari terbenam, jika kita hidup di pagi hari. Dan jika ingin tidur
di malam hari, khawatirlah bahwa mungkin saja kita takkan terbangun lagi untuk melihat
matahari pagi. Mudah-mudahan dari tulisan ini, saya dan kita semua
bersungguh-sungguh dalam kehati-hatian menjalani hidup. Mari berandai-andai,
jika Allah SwT menyampaikan kepada kita akan menghentikan nafas kita esok hari,
dan hari ini adalah hari terakhir kita melihat orang-orang yang kita cintai,
seperti apa kualitas hidup kita hari ini? Saya yakin, kita semua akan berusaha
memanfaatkan setiap detik kita dengan baik, bahkan shalat kita pun akan menjadi
sangat khusyu’ dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya. Kita akan segera minta
maaf kepada orang tua, pasangan, anak-anak, dan semua orang yang kita pernah
berbuat salah kepada mereka.
Agar kita dapat
sering mengingat MATI, ada beberapa hal yang harus kita lakukan, di antaranya
adalah menjenguk orang sakit, ziarah kubur, menghadiri ceramah ta’ziyah, dan
lain-lain. Saat melihat atau mengetahui kejadian kematian, merenunglah dengan
sungguh-sungguh, kalau hari ini orang itu yang MATI, maka besok bisa saja saya yang
MATI,
kalau hari ini saya mengantar orang MATI ke kuburan, maka mungkin besok saya yang akan
diantar.
Semoga guru terbaik
yang bernama keMATIan
ini akan senantiasa kita ingat, dan semoga ingatan ini dapat menemani kita
setiap hari, sehingga hidup kita (khususnya buat saya yang merasakan masih
sangat kurang prestasi dalam hidup), akan kita jaga sebaik mungkin dan kita
tingkatkan kualitasnya dari hari ke hari, sehingga hari terakhir kita hidup di
dunia ini akan menjadi HARI TERBAIK yang pernah ada. Aamiin Yaa
Rabbal ‘alamin. (AAK)
ingin ngobrol dengan saya ? follow twitter saya di @alif_ABaTa
mengingat kematian semakin membuat semangat untuk beramal menjelang pulang ke kampung akhirat....mungkin besok atau lusa..
BalasHapusadmin dahi/jidatnya hitam banyak sujud ya
BalasHapus