Senin, 18 Maret 2013

ANTARA KEBAIKAN dan KEBURUKAN


Mengapa banyak manusia berbuat keBURUKan di dunia ini?  Padahal nikmat yang telah diberikan oleh Allah SwT sangat banyak, dan tidak akan pernah mampu dibayar oleh manusia. Sungguh manusia itu melakukan keBURUKan hanya karena dia jauh dari Allah SwT. Kita semua telah diajarkan dalam Quran Surah Asy-Syams (91): 8-10, bahwa yang namanya manusia telah dan selalu diilhamkan oleh Allah SwT tentang jalan fujur (BURUK) dan jalan taqwa (BAIK), maka barangsiapa yang senantiasa membersihkan jiwanya, maka beruntunglah dia karena dia jauh dari keBURUKan.


ABATA (Ayo Baca Tanda): jika A=1, B=2, C=3, ..., Z=26, maka B+A+I+K = 2+1+9+11 = 23, dan B+U+R+U+K = 2+21+18+21+11 = 73. Perhatikanlah jumlah bahasa angka dari kata ‘BAIK’ adalah 23. Kita bisa mengambil hikmah dari Q.S. 23 yaitu Al-Mu’minun (orang-orang beriman). Bahkan dalam Q.S. Al-Mu’minun digambarkan dalam ayat 1 s.d. 9 tentang keBAIKan apa saja yang dilakukan orang-orang beriman, dan juga sejumlah keBURUKan yang dijauhi oleh orang-orang beriman.

Kita pun bisa mengambil hikmah dari kata BURUK yang bahasa angkanya berjumlah 73. Q.S.73 adalah Al-Muzzammil yang artinya selimut. Maka keBURUKan hanya terjadi jika HATI manusia berselimut atau terbelenggu. Maka perintah Allah SwT dalam beberapa ayat awal Q.S. Al-Muzzammil adalah kepada orang-orang yang berselimut, agar menyibakkan selimutnya, lalu lakukan shalat di malam hari serta membaca Quran dengan tartil (yakni perlahan, alunan yang indah, dan penuh penghayatan). Belenggu itu bisa dibuka, selimut itu insya Allah bisa disibakkan demi kesucian HATI, dengan kita melakukan pendekatan diri kepada Allah SwT Yang Maha Suci, dengan melakukan seluruh ibadah yang dicontohkan oleh Nabi saw, yang dalam Q.S. Al-Muzzammil ini dikhususkan pada ibadah shalat malam dan baca quran dengan tartil. Setelah HATI menjadi suci, tentu si manusia akan terjaga dari semua keBURUKan dan insya Allah yang tersisa hanya keBAIKan demi keBAIKan.

Jika ada pertanyaan, apakah ada yang namanya terang? Tentu jawabannya adalah ya, terang itu ada. Tetapi jika ada pertanyaan apakah ada yang namanya gelap? Mungkin sebagian besar orang akan menjawab gelap itu ada. Namun jika kita renungkan, hakikat gelap itu sebenarnya tidak ada, gelap hanyalah sebuah kondisi dimana tidak ada terang, atau tiadanya sumber cahaya atau kondisi teramat sangat jauh dari cahaya. Begitu juga dengan keBURUKan yang sesungguhnya tidak ada, keBURUKan hanyalah sebuah kondisi perbuatan manusia yang tidak BAIK, yang diakibatkan karena tertutupnya HATI oleh selimut hawa nafsu manusia, atau kondisi jauhnya manusia dari Allah Sang Pencipta.

Allah SwT tak pernah menciptakan keBURUKan, Allah Al Khaliq Menciptakan alam semesta dan segala isinya dengan penuh kasih sayang, apatah lagi manusia yang disiapkan menjadi wakil (baca: khalifah) Allah SwT di muka bumi, dan bertugas menebarkan rahmat dan kasih sayang ke seluruh penjuru semesta. Manusialah yang menjauhi pemilik sumber cahaya keBAIKan, sebagian besar mereka mengikuti hawa nafsu, yang membuat mereka berada di dalam kehidupan yang gelap, dan akhirnya mempunyai akhlaq yang BURUK. Tapi jangan khawatir, Allah SwT Yang Maha BAIK juga Maha Penerima Tawbat, maka manusia yang BURUK akhlaq pun, dengan sifat Allah Yang Maha Shabar,  tetap ditunggu kembalinya ke jalan Allah.

Akhirnya hanya kepada Allah jualah kita memohon pertolongan, agar dijauhkan dari segala perbuatan BURUK yang mengundang murkaNYA, dan didekatkan kepada seluruh perbuatan BAIK yang mendatangkan RidhaNYA. Wallahu a’lam. (AAK) 

ingin ngobrol dengan saya? follow twitter saya di @alif_ABaTa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar