Senin, 18 Maret 2013

SUKSES DALAM SETIAP 24 JAM


Tentu telah disepakati di seluruh dunia bahwa 1 hari = 24 jam. Saya ingin berbagi sebuah artikel yang menjelaskan, bahwa sukses itu sebenarnya adalah akumulasi sukses harian. Barang siapa yang untuk kesuksesannya, mampu memanfaatkan dengan sangat baik 24 jam yang dimiliki di setiap harinya, maka secara logika, pastinya insya Allah dia akan sukses, minimal sukses dari sudut pandang ikhtiyar. Atau bisa kita sebut dengan sukses dalam ikhtiyarnya, karena tentu kita tidak pernah tahu dari sudut pandang hasil, itu adalah hak mutlak yang dimiliki Allah SwT Yang Maha Tahu kadar sukses terbaik bagi hamba-NYA.


Ayo Baca Tanda : jika A=1, B=2, C=3, ..., Z=26, maka J+A+M = 10+1+13 = 24. Jadi, kita bisa baca 24 jam à 24 + (J+A+M) = 24 + 24 = 48. Quran Surah 48 adalah Al Fath yang berarti kemenangan atau dalam arti lainnya adalah kesuksesan. Sungguh benarlah bahwa siapapun yang ingin sukses, harus memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Sehingga sangat seriuslah Allah SwT dengan waktu yang telah diciptakan-NYA, karena Dia Yang Maha Mengatur Kehidupan ini dengan sangat teliti, telah bersumpah dengan waktu, yang terpencar di banyak ayat dalam Quran.

Banyak sekali orang yang menyepelekan waktu, karena merasa masih ada hari esok, padahal ada kalimat bijak yang mengatakan; jika kau hidup di pagi hari jangan menunggu sampai sore hari, dan jika kau hidup di sore hari jangan menunggu pagi hari. Mungkin dari kalimat bijak ini jugalah, yang sering dipakai di banyak kantor dan perusahaan, untuk menasehati para karyawannya dengan kalimat; hanya orang malas yang menunda di hari esok, untuk pekerjaan yang bisa diselesaikan hari ini, atau dengan kalimat lainnya yang intinya bermaksud sama, yaitu menunda pekerjaan adalah sifat orang malas.

Bukankah sudah terlalu banyak nasihat tentang pentingnya waktu, dan juga nasihat tentang kematian yang selalu menjadi misteri kapan datangnya? Seharusnya itu cukup menjadi pelajaran untuk orang-orang yang terlalu banyak bersantai dan melakukan hal-hal yang tidak penting, bahkan cenderung mendekati dosa. Apa? Bersantai itu DOSA? Mohon maaf jika ada yang tersentak dengan kata DOSA. Saya memakai kata DOSA hanya ingin membuat kita (termasuk saya tentunya) lebih ‘ngeh’ dan sadar agar benar-benar menggunakan waktu istirahat atau santai itu hanya secukupnya saja, bukan untuk bermalas-malasan. 
 
Coba kita renungkan, supaya mata hati kita lebih terbuka, mohon maafkan saya jika memberi contoh sangat ekstrim. Jika ada kebakaran di rumah tetangga sebelah, kira-kira apa hukumnya jika di saat yang sama, si tetangga yang punya rumah itu hanya nonton TV di rumah, sementara dia tahu persis orang-orang di luar sedang sibuk memadamkan api? Apa kata orang (apalagi kata malaikat...ha...ha...ha), jika dia berprinsip, besok sajalah dia membantu memadamkan api, atau mengatakan kan sudah banyak orang yang memadamkan api, ada juga yang sudah telepon petugas pemadam kebakaran, santai sajalah dulu. Hampir bisa dipastikan semua orang (yang tahu dia hanya nonton TV saat kebakaran berlangsung) akan marah pada si tuan rumah, walaupun yang dia tonton adalah acara ceramah ustadz yang materinya sangat baik untuk kehidupan agama. Mari kita fikir, kalau noton TV saja dengan acara ceramah yang materinya sangat yang baik itu bisa menjadi sangat salah, apalagi kalau acara TV yang ditonton itu sinetron cengeng atau infotaintment yang banyak gosipnya.

Bukankah orang yang menunda dan banyak santai itu, juga sebenarnya punya banyak kewajiban, namun dia merasa kewajiban itu tidak penting, untuk segera diselesaikan seperti kebakaran tadi. Mari kita sadari dan yakini bahwa ada balasan Allah SwT dari apapun yang kita lakukan di dunia, termasuk dalam hal banyak santai dan banyak menunda pekerjaan, yang sebenarnya wajib untuk diselesaikan segera. Bukankah esok hari kita tidak pernah tahu akan datang kewajiban-kewajiban baru, yang pada akhirnya terlalu banyak kewajiban yang menumpuk yang dapat membuat kita sendiri stress berat akibat kita sendiri yang terlalu sering menunda pekerjaan.

Kesimpulannya, 24 jam pada setiap hari yang telah Allah SwT karuniakan kepada kita, terlalu berharga untuk kita khianati (baca: tidak kita manfaatkan sebaik-baiknya) walau 1 detik pun. Maka jujurlah mulai sekarang juga, bahwa pekerjaan yang sering kita tunda selama ini, sesungguhnya masih bisa kita selesaikan di hari itu juga tanpa harus menunda esok hari. Dengan demikian kita insya Allah akan termasuk orang-orang yang beruntung mendapatkan Al Fath (baca: SUKSES). Wallahu a’lam. (AAK)


ingin ngobrol dengan saya ? follow twitter saya di @alif_ABaTa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar