Senin, 18 Maret 2013

KEMATIAN adalah GURU TERBAIK KEHIDUPAN


Dalam Quran kita diingatkan, bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mengalami keMATIan. Ternyata begitu juga dalam banyak hadits, banyak yang berbicara tentang keMATIan, yang salah satunya hadits yang diriwayatkan oleh Ath-Thabarani, disampaikan kepada kita bahwa orang-orang yang senantiasa ingat dan paling siap menghadapi keMATIan, mereka itulah orang yang paling cerdas. Dan sungguh waktu datangnya keMATIan adalah sebuah misteri yang dirahasiakan Allah SwT kepada hamba-NYA, agar sang hamba selalu mempunyai sikap berhati-hati dalam menjalani kehidupan, karena keMATIan adalah pintu gerbang menuju kehidupan yang sesungguhnya, yakni kehidupan akhirat, saat dimana seluruh perbuatan dalam hidup kita akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Sang Pencipta.


Ada 2 golongan orang yang akan menghadapi keMATIan, dan keMATIan ini akan dirasakan berbeda oleh masing-masing golongan. Dalam Quran diistilahkan dengan sebutan golongan kanan dan golongan kiri. Orang-orang yang akan berada di golongan kanan, MATInya adalah sebuah kematian yang penuh kenikmatan, sehingga MATI baginya berarti Mendapatkan Anugrah Terindah Ilahi, karena sejak keMATIannya dia akan mendapatkan kenikmatan dan keselamatan dari Allah SwT sampai masuk ke dalam surga-NYA. Sedangkan orang-orang yang akan mendapatkan predikat golongan kiri, MATInya menjadi sebuah musibah besar, sehingga MATI untuk golongan ini bermakna Merasakan Adzab Tanpa Istirahat, karena sejak keMATIannya tak ada waktu baginya kecuali kesulitan demi kesulitan, bahkan adzab kubur yang mengerikan, kemudian mereka akan dibangkitkan dalam keadaan yang sangat mengenaskan, merasakan derita mahsyar dan seterusnya hingga dicampakkan ke dalam neraka. Na’udzubillahi min dzalik.

Maka cukuplah keMATIan itu menjadi guru terbaik bagi kehidupan kita. Khawatirlah kita takkan sempat melihat matahari terbenam, jika kita hidup di pagi hari. Dan jika ingin tidur di malam hari, khawatirlah bahwa mungkin saja kita takkan terbangun lagi untuk melihat matahari pagi. Mudah-mudahan dari tulisan ini, saya dan kita semua bersungguh-sungguh dalam kehati-hatian menjalani hidup. Mari berandai-andai, jika Allah SwT menyampaikan kepada kita akan menghentikan nafas kita esok hari, dan hari ini adalah hari terakhir kita melihat orang-orang yang kita cintai, seperti apa kualitas hidup kita hari ini? Saya yakin, kita semua akan berusaha memanfaatkan setiap detik kita dengan baik, bahkan shalat kita pun akan menjadi sangat khusyu’ dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya. Kita akan segera minta maaf kepada orang tua, pasangan, anak-anak, dan semua orang yang kita pernah berbuat salah kepada mereka.

Agar kita dapat sering mengingat MATI, ada beberapa hal yang harus kita lakukan, di antaranya adalah menjenguk orang sakit, ziarah kubur, menghadiri ceramah ta’ziyah, dan lain-lain. Saat melihat atau mengetahui kejadian kematian, merenunglah dengan sungguh-sungguh, kalau hari ini orang itu yang MATI, maka besok bisa saja saya yang MATI, kalau hari ini saya mengantar orang MATI ke kuburan, maka mungkin besok saya yang akan diantar.

Semoga guru terbaik yang bernama keMATIan ini akan senantiasa kita ingat, dan semoga ingatan ini dapat menemani kita setiap hari, sehingga hidup kita (khususnya buat saya yang merasakan masih sangat kurang prestasi dalam hidup), akan kita jaga sebaik mungkin dan kita tingkatkan kualitasnya dari hari ke hari, sehingga hari terakhir kita hidup di dunia ini akan menjadi HARI TERBAIK yang pernah ada. Aamiin Yaa Rabbal ‘alamin. (AAK)

ingin ngobrol dengan saya ? follow twitter saya di @alif_ABaTa

2 komentar:

  1. mengingat kematian semakin membuat semangat untuk beramal menjelang pulang ke kampung akhirat....mungkin besok atau lusa..

    BalasHapus
  2. admin dahi/jidatnya hitam banyak sujud ya

    BalasHapus